Sabtu, Desember 29

10 Dosa Besar Menghambat Rezeki


Banyak orang yang sudah berdoa siang malam namun doanya belum ter-kabul karena masih ada dosa yang tanpa ia sadari ternyata telah menghambat rezekinya sehingga doanya belum dikabulkan. 
Menurut Ust. Yusuf Mansur, ibarat genteng yang bocor disaat hujan lantai akan basah oleh tetesan air hujan, jika kita hanya mengepel lantai saja tanpa menutup kebocoran di atas genteng maka sudah bisa dipastikan lantai akan terus basah meskipun setiap saat Anda pel. 
Solusinya adalah tambal dulu kebocoran baru pel lantainya, maka yakin lah hanya dengan sekali pel saja lantai Anda tidak akan basah lagi. 
Begitu juga dengan bermunajat kepada Allah, agar doa bisa di izabah terlebih dahulu lihatlah dalam diri kita apakah ada dosa besar yang pernah kita lakukan? 

Apa sebenarnya 10 dosa besar menghambat rezeki tersebut? 
Simak 10 dosa besar berikut: 
  1. Menyekutukan Allah (Syirik) 
  2. Meninggalkan Shalat 
  3. Durhaka kepada kedua orang tua 
  4. Melakukan Zina 
  5. Rezeki yang Haram 
  6. Mabuk (minum miras) 
  7. Memutuskan silaturahmi 
  8. Bersaksi Palsu/fitnah (menuduh orang berzina) 
  9. Kikir / Pelit
  10. Menggunjing atau ngerupi (Ghibah)  
Supaya lebih jelas mari kita coba uraikan satu persatu dosa-dosa tersebut: 
  1. Menyekutukan Allah (Syirik) Syirik bukan hanya secara terang-terangan menyekutukan Allah seperti menyembah pohon keramat, kuburan keramat atau pergi ke dukun, namun syirik juga bisa digolongkan kepada orang yang menggantungkan sesuatu kepada Selain Allah, seperti disaat kita Sakit menganggap dokter/obat yang kita minumlah yang menyembuhkan itu juga syirik, disaat kita mencari nafkah menggap dengan kita bekerja keraslah maka dapat rezeki. Syirik yang semacam ini sudah sangat banyak kita jumpai dikehidupan kita yaitu syirik didalam hati atau riya, sehingga perlu kita introspeksi diri bahwa semua yang terjadi bahkan kesanggupan kita mencari nafkahpun semua karena karunia Allah. 
  2. Meninggalkan Shalat (Sudah cukup jelas)
  3. Durhaka kepada kedua orang tua (Sudah cukup jelas)
  4. Melakukan Zina Banyak orang yang hajatnya lama sekali terkabul karena pernah melakukan Zina, bisa jadi dia sudah melupakan perisitiwa itu namun Allah tidak pernah lupa, 1 x berbuat zina maka tidak diterima amal ibadahnya selama 40 tahun. Namun Allah maha menerima Taubat, jika kita benar-benar tulus bertaubat (taubatan nasuha) maka sangat mudah bagi Allah untuk membuang segala dosa-dosa kita. 
  5. Rezeki yang Haram Mungkin Anda pernah dengar ungkapan "cari rezeki yang haram saja susah apalagi yang halal", ungkapan itu mungkin sudah mendarah daging kepada sebagian saudara kita yang belum sadar akan bahayanya rezeki yang haram. Jika kita yakin bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki, buat apa kita repot-repot melakukan perbuatan yang dilarang-Nya?. Rezeki haram merupakan nilai minus dimata Allah, jika kita menghasilkan duit haram 2jt kemudian kita dapat dari yang halal 3jt maka jumlah duit kita jadinya bukan 5jt tapi sisa 1jt saja karena -2jt + 3jt = 1jt. Ada saja nanti cara Allah untuk mengambil kembali harta yang bukan hak kita, mungin bukan hari ini atau besok, bisa jadi 2 atau 10 tahun mendatang, disaat kita sudah  bertobat dan sadar karena sudah mulai sakit-sakitan. 
  6. Mabuk / Minum Miras (Sudah cukup jelas) 
  7. Memutuskan Silaturahmi (Sudah cukup jelas)
  8. Bersaksi Palsu/fitnah (Sudah cukup jelas) 
  9. Kikir / Pelit (Sudah cukup jelas) 
  10. Menggunjing atau ngerumpi (Ghibah)  (Sudah cukup jelas)
Allah Maha Penerima Taubat maka mari sungguh-sungguh bertobat (taubatan nasuha), jangan ulangi perbuat dosa tersebut, kunyah-lah selalu permen istigfar dan selalu shalat sunnah taubat.

0

Sukses Dalam 40 Hari Ala Yusuf Mansur


Setiap orang pasti mempunyai permasalahan, baik masalah keuangan, jodoh, rumah-tangga, penyakit dan hajat-hajat yang lainnya. 

Semua permasalahan itu sangatlah kecil dihadapan Allah, dengan mudah Allah menyelesaikan permasalahan kita tersebut atau mungkin menghambat masalah yang bakal muncul (tolak bala). 
Banyak orang yang telah memperaktekkan Riyadhah 40 hari ini, dan hasilnya luar biasa.

Berikut Cara sukses dalam 40 hari ala Yusuf Mansur:
  1. Selama 40 hari selalu Shalat berjamaah di masjid, tanpa ketinggalan takbir pertama imam, lengkap dengan qabliyah dan ba'diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sebagai tanda kita datang sebelum waktunya azan. Bila Anda adalah perempuan, minta izin sama suami, atau jalan sama muhrim, jika tidak cukuplah shalat di rumah saja tapi tetap stanby sebelum Azan. 
  2. Selama 40 hari selalu melaksanakan shalat Dhuha minimal 6 rakaat, jika mampu 12 rakaat. 
  3. Selama 40 hari Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat. 
  4. Selama 40 hari selalu baca surah Al-Waqi’ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih). Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat. Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr. 
  5. Selama 40 hari baca laa hawla walaa quwwata illaa billaah 300x, bebas jamnya, pokoknya 300x. Istighfar harian 100x, shalawat 100x. Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil 'adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib). Menjaga setiap hari baca Istighfar 100x. 
  6. Selama 40 hari selalu baca surah yaasiin  (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x). Awali dengan sedekah yang besar, yang bernilai, yang sebelumnya susah untuk dikeluarkan. Atau yang beda dengan yang pernah disedekahin. 
  7. Tetap kerja, tetap dagang, tetap belajar, tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya jadikan ibadah, dengan awal baca bismillah dan selesainya baca alhamdulillah. 
  8. Setiap selesai shalat, baik yang wajib dan sunnah, berdoa. Doa masing-masing. Boleh bahasa indonesia.
Semoga Amalan Riyadhah 40 hari ini bermanfaat bagi kita semua. aamiin
sumber : http://www.wisatahati.com/

0

Selasa, November 20

Hak Suami yang Wajib Ditunaikan Istrinya

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulillah, Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, kelurga dan para sahabatnya.
Hak suami atas istri termasuk salah satu hak yang paling agung untuk ditunaikan oleh seorang wanita. Bahkan haknya suami atas istrinya lebih besar daripada haknya istri atas suaminya. Hal berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya." (QS. Al-Baqarah: 228)
Al-Jashash berkata: Allah Ta'ala mengabarkan dalam ayat ini, setiap pasangan suami istri memiliki hak atas pasangannya. Dan bahwasanya suami diistimewakan dangan hak atas istrinya yang tak dimiliki istrinya atas dirinya."

Di antara hak-hak tersebut:
1) Kewajiban taat kepada suami. Allah telah jadikan para suami sebagai pemimpin atas istrinya. Ia wajib mengatur, mengarahkan dan mengurusi istrinya sebagaimana pemimpin yang mengurusi rakyatnya. Hal ini karena Allah telah istimewakan kaum lelaki dari fisik, akal, dan beban nafkah. Allah Ta'ala berfirman,
اَلرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. Al-Nisa': 34)
2) Siap melayani suaminya dalam urusan ranjang saat ia memintanya. Ini termasuk hak suami atas istrinya setelah suami menyerahkan mahar dari perkawinannya. Maka jika seorang istri menolak untuk melayani suaminya maka ia telah melakukan dosa besar, kecuali ia memiliki udzur syar'i seperti haid, puasa wajib, sakit dan semisalnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
"Apabila seorang suami mengajak istrinya ke ranjangnya (untuk berjima'), lalu ia menolak sehingga suaminya di malam itu murka kepadanya, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi." (Muttafaq 'Alaih)
Ibnu Majah meriwayatkan hadits yang dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: Saat Mu'adz tiba dari Syam, ia bersujud kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau berkata: "Apa ini wahai Mu'adz?"
Mu'adz menjawab, "Aku telah datang ke Syam, aku temui mereka bersujud kepada para pemimpin dan penguasa mereka. Lalu aku berniat dalam hatiku melakukan itu kepada Anda."
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Jangan lakukan itu, kalau saja aku (boleh) memerintahkan seseorang bersujud kepada selain Allah, pastilah aku perintahkan wanita bersujud kepada suaminya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, tidaklah seorang istri disebut telah menunaikan hak Rabb-nya sehingga ia menunaikan hak suaminya. Kalau saja suami memintanya untuk melayaninya sementara ia berada di atas pelana unta, maka hal itu tidak boleh menghalanginya." (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah)

Maknanya: hadits tersebut memerintahkan kepada para istri untuk mentaati dan siap melayani suaminya. Tidak boleh ia menolak ajakan suami walau ia sudah siap melakukan perjalanan, yakni sudah berada di atas pelana untanya, maka hal ini lebih ditekankan saat ia berada dalam keadaan selain itu.

3) Tidak mengizinkan masuk ke rumahnya orang yang tidak disuka suaminya. Di antara hak suami yang harus ditunaikan istrinya, janganlah ia membawa masuk ke dalam rumahnya orang yang dibenci suaminya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنَ فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ
"Tidak boleh (haram) bagi wanita untuk berpuasa sementara suaminya ada di sisinya kecuali dengan izinnya. Istri juga tidak boleh memasukkan orang ke dalam rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Dan harta yang ia nafkahkan bukan dengan perintahnya, maka setengah pahalanya diberikan untuk suaminya." (HR. Al-Bukhari)
4) Tidak keluar rumah kecuali dengan izin suami.
Syafi'iyah dan Hanabilah berkata, "Ia (istri) tidak boleh keluar untuk menjenguk ayahnya yang sakit kecuali dengan izin suaminya. Ia punya hak untuk melarang istrinya dari hal itu; karena ketaatan kepada suami adalah wajib, maka tidak boleh meninggalkan perkara wajib dengan sesuatu yang tidak wajib."
    ". . . Ia (istri) tidak boleh keluar untuk menjenguk ayahnya yang sakit kecuali dengan izin suaminya. Ia punya hak untuk melarang istrinya dari hal itu . . ."
5) Suami memiliki hak mendisiplinkan istrinya saat ia tidak patuh kepada perintahnya dengan cara yang baik, bukan dengan maksiat. Sebabnya, Allah Ta'ala telah memerintahkan mendisiplinkan wanita dengan hajr(menjauhkan dari tempat tidurnya) dan memukul saat tidak mau taat.

Hanafiyah menyebutkan 4 tempat dibolehkannya suami memukul istrinya dalam rangka mendisiplinkannya, di antaranya: Pertama, tidak mau berhias apabila ia menghendaki istrinya berhias. Kedua, tidak mau menyambut ajakan suami ketika mengajaknya ke ranjangnya padahal dalam keadaan suci. Ketiga, meninggalkan shalat. Keempat, keluar rumah tanpa seizinnya.
Beberapa dalil yang mendasari bolehnya mendisiplinkan wanita:
Firman Allah Ta'ala,
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ
"Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka." (QS. Al-Nisa': 34)
Firman Allah Ta'ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (QS. Al-Tahrim: 6)
Imam Qatadah berkata, "Engkau perintah mereka untuk taat kepada Allah, engkau larang mereka dari bermaksiat kepada Allah, engkau pimpin dan perintah mereka dengan perintah Allah, dan engkau bantu mereka menjalankannya. Jika engkau lihat kemaksiatan kepada Allah maka engkau cegah dan larang mereka darinya."

Serupa dengan itu, Al-Dhahak dan Muqatil berkata, "Kewajiban seorang muslim agar mengajarkan kepada keluarganya dari kerabatnya, budak wanita, dan budak laki-lakinya apa saja yang telah Allah fardhukan kepada mereka dan apa yang telah Dia larang dari mereka." (Lihat: Tafsir Ibni Katsir: 4/392)

6) Istri berkhidmat kepada suaminya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan, bahwa seorang istri wajib membantu suaminya dengan cara yang ma'ruf. Ini sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi. Khidmatnya wanita kampung berbeda dengan wanita kota, khidmatnya wanita yang kuat berbeda dengan khidmatnya wanita yang lemah." (Al-Fatawa al-Kubra: 4/561)
   " . . . Kewajiban seorang muslim agar mengajarkan kepada keluarganya dari kerabatnya, budak wanita, dan budak laki-lakinya apa saja yang telah Allah fardhukan kepada mereka dan apa yang telah Dia larang dari mereka. . ."
Penutup
Sesungguhnya pemenuhan hak suami oleh istri merupakan ladang kebaikan yang besar, Siapa wanita yang bisa menanaminya dengan sebanyak-banyak tanaman, maka ia akan memanen sebanyak-banyak buah manisnya. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Apabila wanita menunaikan shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya; maka disampaikan kepadanya: masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu mau." (Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 660)
Diriwayatkan dari al-Husain bin Mihshan, bahwa bibinya pernah datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam karena satu keperluan. Saat sudah selesai, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya kepadanya, "apakah kamu punya suami?"
Ia menjawab, "Ya."
Beliau bertanya lagi, "Bagaimana sikapmu terhadapnya?"
Ia menjawab, "Aku tidak kurangi hak-nya kecuali apa yang aku tidak mampu."
Beliau bersabda, "Perhatikan sikapmu terhadapnya, karena ia surga dan nerakamu." (HR. Ahmad dan Al-Hakim, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al;Targhib wa al-Tarhib, no. 1933)
Maksudnya, suamimu itu adalah sebab kamu bisa masuk surga jika kamu tunaikan hak-nya. dan suamimu itu menjadi sebab kamu masuk neraka jika kamu lalaikan hal itu. Wallahu Ta'ala A'lam.

Sumber : http://www.voa-islam.com
1

Rabu, November 14

Man Jadda WaJada

Assalamualaikum

Ada ungkapan “Man Jadda WaJada” yang artinya “Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil.
Where there is a will there is a way !” , juga terkenal di masyarakat kita pepatah “Dimana ada kemauan, pasti disitu ada Jalan.“. Tidak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, yang penting ada kemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika serta ilmu pengetahuan sesuai kapasitas kita masing masing yang telah Allah Ta’ala karuniakan.
Setiap manusia punya potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi bukan hanya sekedar tumbuh semata, melainkan harus berkembang. 
Allah sudah berikan modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika kita beranggapan bahwa nasib tidak bisa diubah. 
Nasib kita itu kita sendirilah yang menentukan, Baik buruk kita yang menentukan, sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah dalam kitab suci Al-Quran bahwa  
"Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya." (QS Ar-Ra’d 11).
Jadi berusahalah menjadi yang terbaik dari yang baik. Kalo Allah sudah bilang "Kun Fayakun!!" Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Jika Allah sudah berkehendak maka jadilah.

Wassalam...
0

Kamis, November 8

D . I . T


Engkau yang hati baiknya sedang bersedih
di malam yang penuh kasih sayang ini
mendekatlah kepadaku dan dengarlah ini …

Jika masalahmu terasa berat dan menyayat,
hadapkanlah wajahmu
kepada Tuhan Yang Maha Lembut
dan biarkanlah hatimu berbicara mesra kepadaNya.

Mungkin wajah teduhmu itu basah
dengan air mata yang mewakili derita hatimu,
tapi selalu ingatlah,
Tuhan hanya memberimu masalah
yang dapat kau selesaikan.

Sabarlah ...

Tuhan akan menyelamatkanmu,
wahai jiwa yang merindukan kasih sayang.
Sesungguhnya engkau sangat dicintaiNya.

Semoga malam ini Tuhan membersihkan hatimu
dari beban dan kesedihannya,
membangunkanmu esok dalam kedamaian,
dan mengejutkanmu dengan rezeki yang penuh berkah.
Aamiin


0

Rabu, Oktober 31

Pacaran itu Kuno


Sori, dengan judul seperti ini bukan maksud kita mau ngeledekin kamu-kamu yang pacaran, tapi kita mau menertawakan kamu-kamu yang pacaran. Lho, sama aja atuh ya? Jangan bingung begitu deh, karena memang itulah faktanya. Pacaran, adalah aktivitas yang udah kuno. Mungkin bukan saja kuno, tapi sekaligus norak. Bener lho.

Kenapa sih? Islam, sebagai agama ‘modern’ dan mencerahkan pemikiran, selalu memberikan yang terbaik untuk pemeluknya. Misalnya saja, di jaman purbakala, saat manusia terbiasa buligir, alias kagak make sehelai benang pun untuk menutupi tubuhnya, Islam datang menyempurnakan aturan manusia dalam berpakaian. Jilbab salah satunya, adalah ajaran Islam yang memberikan kehormatan kepada kaum wanita dalam berpakaian. Jadi, kalo sekarang masih ada anak puteri yang kagak pake jilbab, itu artinya masih ‘kagum’ dengan kebudayaannya Homo Soloensis dan Pythecantropus Erectus yang masih primitif, alias kuno. Gubrag! (yang tersinggung dilarang bangga) ?

Lha, pacaran apa hubungannya dengan kuno dan modern? Sabar dulu sobat. Begini, sebelum Islam datang sebagai agama penyempurna bagi kehidupan manusia, kehidupan di masa jahiliyah dulu rusak banget. Salah satunya dalam pergaulan. Mungkin, kalo kita mau kejam, seperti dunia binatang. Kok bisa sih? Iya, soalnya hubungan antara pria dan wanita di masa jahiliyah dulu kagak ada aturannya. Main seruduk, main selonong sana selonong sini. Suka-suka aja gitu lho. Waduh!

Sobat muda muslim, itulah sebabnya kenapa kita bilang bahwa pacaran adalah aktivitas kuno dan sekaligus norak. Lihat saja model gaul anak muda sekarang (termasuk paling banyak di antaranya adalah remaja muslim) makin tak terkendali alias liar banget. Kata seorang teman, remaja sekarang dalam bergaul dengan lawan jenisnya menggunakan prinsip 3T; ta’aruf (saling mengenal), taqarrub(saling mendekat), dan tak tubruk (terjemahkan dan tafsirkan sendiri deh, he..he..he..). mentang-mentang saling cinta dan saling sayang, lalu merasa halal aja main elus, main peluk, main tendang, main cekik, dan main banting (smackdown kali yee…? He..he..he..) Jadi, pacaran memang aktivitas yang deket-deket banget dengan z-i-n-a. Naudzubillahi min dzalik!

Benar banget sobat, kita ngeri deh dengan perkembangan gaul remaja sekarang. Remaja yang awam memang paling banyak melakukan aktivitas baku syahwat yang diharamkan Islam ini, but nggak sedikit yang ngakunya anak masjid juga jadi aktivis pacaran. Wackss… kacau-beliau dong? Begitulah…

Hmm…, kamu yang masih pacaran dan lagi seneng-senengnya bermesraan bareng gandengan kamu, pastinya bakalan sutris baca tulisan ini. Mungkin juga tuh sumpah serapah bakalan keluar dalam mulut kamu. Tapi inget sobat, justru lebih parah kalo kagak ada yang mau susah payah ngingetin kita-kita. Sebab, sebagai manusia kita selalu nggak lepas dari kesalahan. Di sinilah perlunya kita saling menasihati dan ngingetin satu sama lain. Tul nggak? Jadi, jangan marah ya kalo kita ngingetin kamu, meski dengan sindiran.

Kenapa sih pada pengen pacaran? Bener. Kenapa sih kamu-kamu pada pengen ngelakuin pacaran? Apa enaknya pacaran? He..he..he.. jangan bingung dulu Mas, kita coba bantu ngasih bocorannya. Ada beberapa alasan yang bisa kita telusuri di balik maraknya aktivitas ilegal dalam ajaran Islam ini:

Pertama, biar disebut dewasa. Banyak teman remaja yang melakukan pacaran, biar disebut udah dewasa. Maklum aja, aktivitas baku syahwat itu kayaknya ganjil banget kalo dilakukan oleh bocah cilik. Selain ganjil, anak kecil nggak pantes ngelakuin pacaran.

Sobat muda, secara biologis boleh jadi kamu dewasa. Kamu yang cowok udah mimpi basah, tubuhmu udah mulai memproduksi sel sperma, suaramu pun udah berubah jadi berat, udah tumbuh rambut di sana-sini, jakunmu pun mulai kelihatan. Kamu yang puteri, sudah mulai haidh, tubuhmu udah memproduki sel telur, beberapa bagian tubuh mengalami pertumbuhan pesat. Itu secara fisik. Dan itu nggak salah kamu disebut dewasa.

Tapi, ukuran dewasa nggak selalu ditentukan dengan perubahan fisikmu, tapi ditentukan pula dengan cara kamu berpikir dan cara kamu bersikap. Nah, dewasa dalam berpikir dan bersikap harus kamu miliki juga dong. Sebab, banyak orang mengaku udah dewasa, tapi ternyata nggak bisa atau belum bisa berpikir dewasa. Seperti apa sih berpikir dewasa? Kamu berani bertanggung jawab dan bisa menentukan masa depan kamu sendiri. Dengan cara yang benar tentunya. Itu baru dewasa.

Itu sebabnya, kalo kamu menganggap bahwa untuk bisa dikatakan udah dewasa adalah dengan melakukan pacaran, berarti kamu sebetulnya belum bisa dikatakan dewasa, terutama dalam berpikir dan bersikap. Why? Sebab, aktivitas pacaran jelas mendekati zina. Dan itu dosa. Jika kamu masih tetap melakukannya, itu artinya kamu belum tahu arti sebuah kedewasaan. Padahal, orang yang berpikir dan bersikap dewasa, akan lebih hati-hati dalam menjalani kehidupan ini. Nggak asal jalan aja. Tapi penuh perhitungan, bila perlu mengkalkulasi untung-rugi dari sebuah perbuatan yang kamu lakukan. Sebab, itulah yang namanya bertanggungjawab. Lha, yang pacaran? Rata-rata cuma seneng-seneng aja tuh. Berarti nggak punya prinsip dong? Berarti belum dewasa dong? Tepat. Kejam amat ya? ?

Kedua, having fun. Walah, ini juga asal-asalan. Tapi inilah kenyataan yang kudu kita hadapi. Banyak teman remaja yang mengaku bahwa alasan melakukan pacaran sekadar having fun aja. Sekadar bersenang-senang. Nggak punya alasan lain. Barangkali teman remaja yang begitu menganggap bahwa pacaran sekadar hiburan di masa sulit dan obat stres saat menghadapi persoalan hidup.

Bisa jadi, teman-teman remaja yang nggak mendapatkan kasih sayang di rumah, karena kebetulan orangtuanya jarang di rumah, ia nyari kesenangan di luar. Bisa dengan kekasihnya (baca: pacaran), bisa juga lari ke minuman keras dan narkoba. Di rumah sumpek, maka pelampiasan untuk mencari kesenangannya lewat pacaran. Pacaran sering diyakini sebagai obat mujarab untuk menghilangkan stres. Gimana nggak senang, wong, jalan berdua, mojok berdua, bisa curhat, bisa menikmati hidup ini dengan nyaman dan tenang.

Benarkah pacaran selalu memberikan kesenangan? Ternyata nggak tuh. Banyak pasangan yang pacaran justru cek-cok melulu. Belum lagi kalo beda ambisi. Maklum masih pada muda, emosinya masih meletup-letup. Jadi, gimana mau senang-senang jika tiap hari ‘panas’ melulu. Nggak banyak sih yang begitu, tapi tetap, bahwa alasan berpacaran semata untuk having fun, juga nggak dibenarkan. Baik secara hitung-hitungan logika, apalagi hukum syara.

Ketiga, pacar sebagai motivator dan katalisator. Duh, emangnya pacaran sejenis suplemen, pake menambah semangat segala? Tapi itulah yang terjadi. Alasan yang asal-asalan memang. Namun inilah yang juga banyak diakui teman remaja. Ada yang ngedadak jadi getol dateng ke sekolah en rajin belajar. Rela datang lebih awal ke sekolah. Tujuannya, biar bisa berlama-lama dengan sang gacoan. Maklum, kalo di sekolah sang gebetan ada, rasanya muncul semangat untuk belajar. Ah, yang benar nih? Jangan ngigau begitu, ah!

Benarkah pacaran bisa tambah semangat belajar? Naga-naganya sih alasan itu cuma direkayasa. Coba aja kamu pikirin, gimana bisa belajar jadi getol kalo di sekolah aja yang diingetin cuma kekasihnya. Boleh jadi pelajaran yang diikuti di kelas memantul sempurna, karena otaknya udah full dengan memori tentang sang kekasih hati. Lagi pula, yang berhasil jadi juara kelas or juara umum di sekolah bukan karena mereka pacaran. Kalo memang pacaran nambah semangat untuk belajar, harusnya semua yang pacaran tambah pinter, karena belajar terus. Buktinya? Justru yang pacaran selalu bermasalah dalam belajarnya.

Memang sih ada satu-dua yang pacaran tapi prestasinya tetep bagus. Tapi itu bukan jadi alasan lho untuk kamu teladani. Sebab, puluhan, atau mungkin ratusan remaja yang pacaran, justru prestasi akademiknya jeblok. Yang pinter itu pun, karena emang otaknya tokcer banget. Selain memang mereka nggak nafsu-nafsu amat untuk pacaran. Karena doi biasanya lebih mementingkan belajar. Nah lho?

Jadi, emang nggak ada pengaruh secara signifikan sih antara pacaran dan prestasi belajar. Nggak ada. Itu mah, cuma alasan klise alias dibuat-buat aja untuk melegalkan ajang baku syahwat yang dilarang itu. Tapi sejujurnya, pendapat kita neh, yang udah-udah, makin kuat pacarannya, biasanya malah makin malas belajarnya. Ngaku aja deh. (Idih kayak interogasi aja ya? He…he…he..)

Tapi terlepas dari itu semua, entah pacaran itu bisa menumbuhkan semangat belajar atau malah memadamkan semangat belajar, tetep aja perbuatan tersebut haram untuk dilakukan. Karena ukuran manfaat dan mafsadat (keburukan) bukan dinilai oleh kita. Kita, kaum muslim, diajarkan untuk melakukan perbuatan yang ihsan. Jadi, bukan yang terbanyak amalnya yang akan dinilai oleh Allah, tetapi yang terbaik amalnya. Baik niat maupun caranya. Dua-duanya kudu sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah : “…supaya Dia menguji kalian siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya.” (TQS al-Mulk [67] : 2)

Seorang ulama yang hidup di masa Abdul Malik bin Marwan, Sa’id bin Jubair, pernah mengatakan: “Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, dan tidak akan diterima perkataan, amal dan niat kecuali disesuaikan dengan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.”
Saking pentingnya ihsan dalam beramal ini, Imam Malik mengatakan: “Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu ibarat perahu nabi Nuh. Siapa yang menumpanginya ia akan selamat; sedangkan yang tidak, akan tenggelam.” Nah, meskipun niatnya bagus untuk menambah semangat belajar (mungkin ikhlas karena Allah), tapi pacaran adalah perbuatan maksiat. Jadi nggak klop tuh. Nah lho?

Menertawakan pacaran Sobat muda muslim, kalo melihat teman-teman kamu yang pacaran, kita suka geli dan lucu lho. Kita tertawa. Bener. Abisnya, teman remaja yang aktivis berat pacaran adalah tipe manusia yang suka ngakalin gitu lho. Sebab, alasan-alasan utama mereka berpacaran justru semuanya klise. Intinya, semua itu cuma direkayasa untuk melegalkan aktivitas baku syahwat terlarang itu. Bener. Kagak bohong!

Oke deh, singkat kata, bagi kamu yang masih aktif pacaran, segera melakukan pembenahan; putusin aja pacar kamu. Pelajari Islam. Yakinlah, Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi “begituan” sama hansip, he..he..he..).

Bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas ini, hindari segala peluang yang bakal menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam, sering hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal meredam keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya dan dosa itu.

Firman Allah Ta'ala : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS an-Nûr [24]: 30).

Sobat, pacaran adalah salah satu pemenuhan yang salah dari naluri mempertahankan jenis. Sebab, pemenuhan dan penyaluran yang sah menurut Islam adalah dengan menikah. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam :“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan; tetapi barangsiapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung” (HR Bukhari)

Jadi, jangan pada nekat pacaran ya? Pacaran itu nggak ada manfaatnya sama sekali. Kalo pun mungkin ada ‘manfaat’, tapi itu biasanya cuma diukur dengan penilaian hawa nafsu kita, bukan berdasarkan aturan Allah Swt. Kalo kamu nekat pacaran? Huahaha… udah kuno, norak, dosa lagi. Tinggalin ya..!? :)


sumber: dari sebuah buletin remaja (http://kangkos.blogspot.com)
0

Jumat, September 28

Jangan Takut Akan Rizki Allah


Jangan pernah mengeluh, pikirkan apa yang ada di depan mata, syukuri dan jangan pernah lupa, dari tidur kitapun itu adalah nikmat.
Banyak yg sudah dibutakan dengan dunia sehingga takut akan rizki, aku berdoa semoga tidak terjadi hal tersebut pada diriku, karna aku masih punya ALLAH.
Hidup memang butuh uang, tapi tidak semuanya dapat dinilai dengan uang.
Tidak semuanya bisa dibeli dengan uang. Agama, Orang tua, Cinta dan Kasih sayang.
Ada yang Allah buat kaya karena kesantunannya, karena kemurahan hatinya, karena ahli sodaqohnya, karena rendah hatinya, karena Tauhidnya.
Ada yang Allah buat kaya, karna Allah telah murka padanya, disibukan dengan dunia, dibutakan dunia, kekayaan adalah amanah, dan ujian.
Sementara, ada yang Allah jaga seseorang dengan kemiskinannya, hidup kekurangan, makanpun sulit, tapi Allah memeliharanya dari dunia.
Akan ada selalu hikmah yang mungkin tak kita pikirkan dan takkan kita jangkau, marahnya Allah beda dengan marah manusia, kasihNya pun begitu
Aku tidak ingin mendengar kekayaan seseorang jika ia tak mengambil kesempatan untuk bersedekah, menyantuni anak yatim, fakir miskin.
Aku tidak melihat kemiskinan seseorang, jika budi pekerti, hidup yang tulus, qolbu yang tenang, menghiasinya, terlebih ke-solehan-nya.
Ingat, bukan bosmu yang memberi rizki, bukan pula suamimu yang memberi makan sehingga engkau takut jika banyak anak maka takut lapar.
Ada yg bilang mari ber-enterpreuner atau anti enterpreuner? Itu hanya Egoisme & Gengsi, bagaimana caranya dpt rizki halal dan berkah.
11

Selasa, September 11

Rezeki Tak Terduga Dari Kaos Kaki

Banyak orang menyepelekan hal-hal kecil. Misalnya, kaos kaki. Namun kaus kaki, bagi Sanlawi yang berasal dari Paduraksa Pemalang (45), adalah kehidupannya. ”Ya, produksi kaus kaki ini menjadi tumpuan hidup saya. Untuk sampai ke titik seperti sekarang ini, saya harus melalui perjalanan panjang dan melelahkan,” katanya.

Dan, satu-satunya produsen kaus kaki di eks Karesidenan Banyumas itu membidik masyarakat menengah ke bawah sebagai pangsa pasar. ”Bisa jadi banyak orang tak tahu ada pabrik kaus kaki di Banjarnegara. Bahkan orang Banjarnegara sekalipun. Saya pun semula tak membayangkan akan memiliki pabrik pembuatan kaus kaki,” tutur dia.
Sejak semula lelaki asal Pemalang itu memang sudah akrab dengan kaus kaki. ”Awalnya saya sales, jualan kaus kaki keliling. Boro-boro berpikir punya pabrik, tahu mesinnya pun tidak. Pokoknya hanya jualan kaus kaki,” ujarnya.

Lalu, suami Eliningsih itu mengambil barang dari pabrik besar di Jakarta dan menyelesaikan produk di Banjaranegara. ”Itu saja saya hanya membeli kaus kaki sisa sortiran. Lalu saya perbaiki di rumah, saya sulam, obras, dan saya pilah-pilah lagi yang masih bisa dijual,” katanya.

Dari situlah dia mengenal teknisi mesin pembuat kaus kaki. Saat menjadi sales dan menampung kaus kaki sortiran, Sanlawi menghadapi kendala. ”Kami tak bisa melayani ketika ada pesanan, misalnya soal warna. Warna kaus kaki sortiran dari pabrik kan tidak menentu dan kami tak bisa memesan.”
Saat itulah dia berpikir memproduksi kaus kaki dalam skala kecil. Sanlawi pun membeli satu unit mesin melalui kenalan di Jawa Timur. ”Bermodal gabungan uang simpanan dan pinjaman dari bank,” katanya.

Tahun 2001 dia menggunakan mesin untuk memproduksi kaus kaki. ”Saya benar-benar melakukan dengan tekad dan semangat belajar. Awalnya saya tak paham mengoperasikan mesin, sampai jari saya cedera.”
Pada 2007-2008 usahanya berkembang, meski tak fantastik. Dia mendapat bantuan satu unit peralatan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Banjarnegara.

Keseriusan dan bersikap amanah dalam usaha, kata dia, menjadi kunci bagi produksi kaus kaki di RT 2 RW 2 Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, itu terus berkembang. ”Saya itu hanya punya semangat dan kepercayaan. Untung pula saya mendapat kepercayaan perbankan, yang saya buktikan dengan keseriusan,” ujar dia.

Merek Gatuga

Saat ini, Sanlawi sudah memiliki 15 unit mesin produksi. Kapasitas produksi 20 dozin per mesin. Jadi setiap hari dia mampu memproduksi sekitar 300 dozin. ”Jumlah itu masih sangat jauh dari kebutuhan pasar. Saya memimpikan dan merencakan bisa tambah 15 unit mesin lagi untuk menambah produksi.”

Semula rumah produksinya sekaligus sebagai tempat tinggal. Namun ketika usahanya makin lancar, dia pun membangun rumah di Desa Kecitran, Kecamatan Purwareja Klampok, tak jauh dari pabriknya. ”Sekarang saya proyeksikan lokasi di Purwasaba khusus sebagai pabrik.”
Lahan pabriks itu sekitar 35 ubin. Namun pemanfaatan lahan belum optimal. Lahan kosong lebih luas, karena dia baru saja membeli lahan tambahan. Pekerja 15 orang, termasuk dia.

”Saya dari penjual kaus kaki, punya satu mesin, sampai sekarang punya 15 mesin, punya karyawan dan tempat tinggal. Semua itu rezeki tak terduga. Karena itulah saya memberi merek kaus kaki Gatuga (313) yang berarti rezeki tak terduga,” katanya.

Kini, tutur dia, dengan 15 unit mesin pabriknya belum bisa maksimal menyerap tenaga kerja. Karena itulah dia memimpikan memiliki mesin produksi modern, digital komputerisasi.

12

Rabu, April 11

Pertimbangan Sebelum Menikah

Pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Memilih orang yang tepat untuk menghabiskan hidup bersama bukanlah permainan. Selain meyakinkan orang tua untuk menerima pria yang Anda suka, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.

Untuk menghabiskan masa hidup bahagia dengan pasangan Anda, ada beberapa hal yang perlu Anda analisa, seperti yang dikutip dari boldsky.

Cinta
Ini adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Seorang pria tidak selalu nyaman mengekspresikan perasaannya. Tapi, sebelum Anda memutuskan menikah dengannya, Anda harus sangat yakin kalau dia benar-benar jatuh cinta dengan Anda.

Kompatibel
Untuk pernikahan yang bahagia Anda harus melihat apakah Anda berdua kompatibel atau tidak. Kompatibilitas tidak berarti bahwa semua harus suka, tidak suka atau harus cocok. Tapi, lebih kepada Anda bisa hidup bersama dalam harmoni.

Keluarga
Pernikahan bukanlah komitmen antara dua individu, tapi ikatan dua keluarga. Sebelum memilih Mr Right, Anda harus pertimbangkan keluarganya. Hal ini terutama karena Anda juga akan dihubungkan dengan keluarganya sepanjang hidup Anda.

Karakter
Karakter yang kuat dipastikan mencintai Anda. Dalam hal ini, dia tidak menganggap masa lalu. Karena semua orang pasti punya kesalahan dan perbuataan konyol di masa mudanya. Jika, kekasih Anda memenuhi hal ini, Anda bisa pertimbangkan menikahi dia.

Alamiah
Pria pendiam sulit untuk dipahami. Untuk perkawinan yang sehat, pasangan perlu berbagi ide dan pikiran satu sama lain. Analisa sifat kekasih Anda dan pastikan apakah dia bisa menyesuaikan diri atau tidak. Untuk komitmen seumur hidup, pasangan harus saling paham satu sama lain

Ini beberapa poin yang dapat Anda pertimbangkan sebelum menikah dia. Jika Anda ragu, diskusikan dengan kekasih Anda sebelum menikah. Ini membantu Anda membersihkan masalah sebelum menghadapi masalah nantinya.
7

Minggu, April 8

K E C E W A !!!

Pada hari minggu tanggal 08 April 2012 gue janjian ketemuan sama doi (cewe gue), rasa yang seneng pake banget yang gue rasain saat itu, udah ga sabar gue pengin jumpa sama doi karna gua udah lama ga ketemu (maklum gue pacaran Long Distance Relationship).
Eng ing eng... jam 08.00 pagi tepatnya gue udah nyampe ditempat dimana yang kita janjikan (tempat biasa gue bertemu sama doi).
#Rasa deg deggan mulai menyapa.. Gue udah ga sabar menunggu kehadiran cintaku.

Singkat cerita, sampe pukul 09.00 suasana makin ramai pengunjung dan ternyata dia ko belum kunjung dateng, gue berpikir "aah mungkin dia dijalan kena macet." (maklum jakarta)
sambil mengisi waktu, gue nyanyi-nyanyi sambil dengerin mp3 (gaul kan gue?) zzzz....
(liat jam tangan) ternyata udah 10.00, tapi ko dia belum dateng juga yee? dan gue pun menunggu dengan gelisah #Kegelisahan mulai menyapa (gelisah tingkat kelurahan). Tapi gue tetep bersabar menunggu kehadiran doi soalnye gue bener-bener kangen banget sama doi (kangen band kali :-P)
Pukul menjukan 11.00 doi tetep belum kunjung dateng juga (buusseeh),
kenapa ga gue coba telpon aja yee? barang kali di jalan kenapa-kenapa. (ga pake lama) Gue langsung telpon doi pake hp gaul gue (Nokia 3315) "nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi..tuut..tuuutt..tuuutt.. eh ternyata nomornya ga aktif. Kegelisahan pun mulai maningkat (gelisah tingkat kecamatan). Ada apa ini ada apa ini?!  #panik, gelisah, campur aduk
Tapi gue tetep setia menunggu doi sambil nahan laper karna tadi pagi belum sarapan #Tolong baim ya Allah
hmmm...(menghela nafas panjang dengan ekspresi muka galau) ternyata lama menunggu sampai ga sadar udah jam 13.00. Akhirnya gue putuskan pulang, rasa yang kesal, marah dan jengkel yang gue rasain saat itu, rasa yang seneng pake banget berubah menjadi kecewa yang pake banget banget banget.
Kemudian gue lari ke pantai kemudian teriakku.
Sepi, sepi dan sendiri disini gue menunggu
Gue ingin bingar kemudian ke pasar (belanja sayuran)
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ingin rasanya gue teriak sambil minjem speeker di Mushola tapi apa daya, gue tak diperbolehkan untuk meminjamnya #Tolong baim ya Allah. :(

Tidak ada kabar, tidak ada penjelasan, tidak ada angin, tidak ada Nasi, tidak ada lauknya juga (galau tingkat akhir). Segaknya kalo emang ga bisa datang kasih kabar dan penjelasan apa sekedar sms'lah, ini malah nomornya ga aktif.
Rasa hatiku bener-bener kecewa yang ga ada duanya. 
Gila..gila…gilaa..gue seakan ga percaya akan apa yang gue alami hari itu. Bener-bener hari yang penuh Galau dan kecewa. Jauh-jauh gue samperin tapi hasilnya kecewa yang gue dapatkan.
Luangkanlah untukku sedikit waktu yang kau miliki

Sedetik menunggumu disini, seperti seharian

Berkali kulihat jam ditangan gelisah yang kurasakan

Aku disini menunggu kehadiranmu

Tapi semua itu tak kulihat tanda kehadiranmu

Aku  K E C E W A !!

Banyak orang mengatakan menunggu adalah pekerjaan yang membosankan, dan ternyata apa yang dikatakan orang-orang tersebut benar adanya.
S E K I A N  &  T E R I M A  G A J I. . .
0

Jumat, Februari 17

Kesombongan

“Apabila kesombongan sudah menyelimuti hati kita, pandangan kita terhadap orang lain akan cenderung menghinakan dan merendahkan”
Dan ketika kita merasa diri kita lebih tinggi derajatnya secara materi, kedudukan, tingkat sosial, pendidikan dan sebagainya maka saat itulah kita memiliki kesombongan dan ketika kesombongan telah menjadi pakaian kita maka bersiap siaplah akan teguran ALLAH yang maha dahsyat..


Pagi ini ketika memasuki halaman masjid untuk shalat Duha saya menemui seorang bapak tua berpakaian orange memegang sapu dan duduk di depan halaman masjid, mungkin maksudnya adalah melepas lelah, karena hari belum menunjukan pukul 7 maka saya pun berinisiative untuk duduk diteras masjid bersebelahan dengannya, mengeluarkan uang Rp.10.000 dari kantong celana saya dan menyerahkan kepadanya “Alhamdulillah, terima kasih ya mas atas sodakohnya semoga berkah, dan akan saya masukan saja ke kotak amal yaa mas” amin ya ALLAH, saya menjawab sambil berdiri dan melangkah menuju masjid tanpa memperhatikan kata kata nya  tentang kotak amal 
Selesai shalat, tepat jam 8.30, saya mulai melihat keramaian, ternyata ada pengajian Ibu Ibu dan Bapak Bapak di masjid ini, dan karena belum ada rencana kemana mana maka saya memilih untuk ikut mendengarkan tauziah pagi ini dengan harapan ada yang bisa saya ambil ilmunya, duduk manis di sudut, bersandarkan tiang besar masjid ini, dan menunggu kedatangan sang guru, dan datang memasuki masjid seorang lelaki yang sudah setengah tua, berpakaian putih bersih, bersarung kotak kotak, berpeci haji dan mengenggam tasbih, dimata saya wajahnya bercahaya dan subhanallah ia adalah bapak petugas kebersihan berbaju orange yang saya temui di depan masjid tadi … ah, sungguh saya malu dibuatkan 
Berulang kali saya memicingkan mata saya karena saya takut salah lihat, ternyata benar ia adalah bapak tadi yang meletakan uang sepuluh ribu saya dikotak amal, ternyata ia adalah seorang guru mengaji, seorang terpandang dimasyarakatnya, seorang dengan ilmu yang tinggi dan seseorang yang terus belajar dan yang pasti ia seorang yang rendah hati, yang jauh dari kesombongan  :)


Jadi, saya belajar dari bapak tadi, mulai sekarang lepaskan pakaian kesombongan, karena kedudukan manusia dimata ALLAH bukanlah dilihat apa yang dimiliki tapi dilihat dari ketakwaan, seberapa mampu kita menjalankan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA, hanya itu koq … yang lain? TIDAK, masih banyak yang lebih cantik, masih banyak yang lebih berilmu, masih banyak yang lebih kaya dan urusan dunia tak akan ada ujungnya…
Dan berhentilah merasa diri paling benar dan paling cerdas, kalo ALLAH marah, nanti diambil loh semua isi otaknya dan menjadi pikun, kalau ALLAH marah nanti di ambil loh kecantikan dan ketampanan dan dilumpuhkan, kalau sudah begini, masih berani sombong ga?   harus diakui bahwa ALLAH sangat berkuasa, jadi jangan main main lah dengan kesombongan yang menjadi pakaian ALLAH. 
4